Ambon – Untuk kesekian kalinya Kantor Bahasa Maluku melakukan Program Pengayaan Kosakata untuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan akan dilaksanakan selama periode bulan Februari 2017. Melanjutkan kesuksesan tahun 2016 yang berhasil meloloskan 776 kata dari bahasa daerah di Maluku ke dalam KBBI, tahun ini Kantor Bahasa Maluku menargetkan lebih dari 1000 kosakata baru di KBBI. Target tinggi ini membuat jumlah lokasi penelitian dan tenaga yang turun ke lapangan diperbanyak dari tahun sebelumnya.
Nita Hasan, koordinator Pengayaan Kosakata Kantor Bahasa Maluku tahun 2017 menegaskan pentingnya program ini sebagai bahan input KBBI. “Kosakata Bahasa Indonesia perlu ditambah. Jumlah lema KBBI dari tahun ke tahun tidak mengalami penambahan. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memastikan jumlah lema di KBBI bertambah secara signifikan. Apalagi jika dilakukan di tiap daerah di Indonesia hasilnya pasti memuaskan” jelasnya.
Disamping menambah kosakata, pengayaan Kosakata tahun 2017 juga mengusung misi lain. Data hasil pengayaan di lapangan akan ditabulasikan menjadi buku Kamus Budaya Maluku. “Jadi pengayaan kali ini tidak saja untuk kepentingan KBBI, tetapi juga menghasilkan produk untuk masyarakat Maluku,” tambah Nita.
Pelaksanaan program tahun ini dirancang sedikit berbeda. Jika tahun sebelumnya masing-masing peneliti turun sendiri ke lokasi penelitian, kali ini dibentuk tim yang terdiri dari 2 orang untuk tiap lokasi. Tiap peneliti akan ditemani 1 orang staf administrasi untuk mendukung kelancaran teknis di lapangan. Hal ini tentu memudahkan jalannya proses pengambilan data. Total staf yang akan turun lapangan selama program berlangsung yaitu 17 orang yang dibagi ke dalam 9 tim.
Lokasi pengayaan tahun ini tersebar di walayah Ambon dan Lease. Nita mengungkapkan, selain karena alasan pengetatan anggaran juga karena potensi hasil di wilayah ini masih besar. “Masih banyak kosakata-kosakata budaya dari Ambon dan Lease yang belum masuk ke KBBI. Diharapkan tim pengayaan Kantor Bahasa Maluku tahun 2017 mampu dengan maksimal memperoleh kosakata khas dari wilayah ini,” ujarnya. Titik-titik yang akan menjadi lokasi penelitian antara lain; Manusela, Lisabata Barat, Sepa, Tamilouw, Huaulu, Yalahatan, Waru, Pulau Saparua, Pulau Haruku, dan Jazirah Leihitu. []AR