Ada keramaian di Aula Rektorat Lantai 2, Universitas Pattimura. Hari itu, 4 Mei 20017, Kantor Bahasa Maluku (KBM) menginisiasi acara Bincang-Bincang Kebahasaan dan Kesastraan Sekaligus Peluncuran dan Bedah Buku Terbitan Kantor Bahasa Maluku.
Dalam pemaparannya, Dadang Sunendar menyajikan data kebahasaan di Indonesia, termasuk Maluku, dan dilengkapi grafik perbandingan dengan Provinsi lainnya. Dari data yang disajikan terlihat beratnya tantangan yang dihadapi pelaku Kebahasaan dan Kesastraan di provinsi ini. “Tantangan yang berat ini sebaiknya tidak jadi penghalang, tetapi semakin menjadi penyemangat untuk pelestarian dan revitalisasi bahasa dan sastra di Maluku,” ungkap Dadang.
Sesi tanya jawab diakhir acara bincang-bincang mendapat respon memuaskan dari peserta kegiatan. Total ada 3 sesi dibuka untuk memberi kesempatan penanya yang berasal dari akademisi, guru, pegiat, dan mahasiswa tersebut.
Peluncuran dan Bedah Buku
Berakhirnya acara bincang-bincang tidak berarti kegiatan sudah usai. KBM lalu merangkai acara tersebut dengan Peluncuran dan Bedah Buku Terbitan Kantor Bahasa Maluku. Total ada 3 terbitan kantor yang dibedah hari itu antara lain, Kumpulan Esai Bahasa, Sastra, dan Identitas: Eksistensi Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah di Bumi Raja-Raja; Antologi Cerpen Pendek Remaja Maluku 2015: Perahu Kehidupan; dan Majalah Dwibahasa Fuli.
Dalam bedah buku setelah peluncuran KBM menghadirkan 3 narasumber untuk menganalisa masing-masing terbitan, antara lain akademisi Prof. Aholiab Watloly, Pendeta Jacky Manuputty, dan sastrawan Rudi Fofid. Sesi bedah buku ini sendiri dipandu Dr. Mariana Lewier dari Program Studi Bahasa Indonesia, FKIP, Unpatti. []AR