Bukan Sekadar Menulis Berita

Adi Syaiful Mukhtar

(Pengkaji Kebahasaan dan Kesastraan, Kantor Bahasa Maluku)

 

Dewasa ini, wartawan media cetak perlu mencari banyak inovasi dalam persaingannya dengan media elektronik terutama media internet yang lebih sering mengutamakan kecepatan dalam pemberitaan, bukan akurasi isi berita. Inovasi akan memberi jalan bagi media cetak agar tetap kompetitif dengan media lain. Inovasi tersebut salah satunya adalah mengemas dan menyajikan berita semenarik mungkin agar menjadi berita yang baik secara moral bagi para pembacanya. Berita yang baik memerlukan sikap dan watak seorang wartawan karena isi tulisannya akan memengaruhi banyak orang.

Media internet merupakan salah satu media elektronik yang menyediakan banyak informasi. Media ini digandrungi oleh banyak wartawan pemula untuk mengikuti perkembangan berita. Bahkan tidak jarang informasi pada media internet tersebut digunakan sebagai bahan yang akan mereka tulis. Namun jika kita amati, internet merupakan media yang lebih terkait dengan kecepatan, bukan dengan akurasi isi berita. Banyak blog gratis yang memuat informasi tanpa menyebutkan sumber yang jelas. Wartawan pemula bahkan kita sebagai penulis tampaknya harus berhati-hati dalam hal mengutip sumber berita dari internet. Hal tersebut akan menimbulkan banyak masalah. Masalah ini timbul karena kita terlalu cepat percaya pada sumber yang kurang jelas.

Persaingan media elektronik dengan media cetak tampaknya makin terasa ketika banyak orang menaruh perhatian ke media internet. Sudah saatnya wartawan media cetak mencari inovasi dalam hal mengemas dan menyajikan berita. Inovasi ini merupakan pertanda perkembangan jurnalistik dari zaman ke zaman. Dahulu, berita lebih menekankan unsur ‘apa’ sekarang bergeser ke unsur ‘mengapa’. Hal tersebut dapat dilihat dari penyajian berita surat kabar pada halaman muka maupun halaman lainnya, baik berupa berita analisis, komentar, maupun laporan khusus.

Inovasi di atas menjadi satu kebutuhan bagi wartawan terutama dalam hal penyajian berita bagi para pembacanya. Sikap dan watak seorang wartawan sangat diperlukan untuk mewujudkan itu. Sikap dan watak di sini adalah bertanggung jawab atas inovasi berupa tulisan yang ia gunakan untuk memengaruhi pembacanya. Akar dari tanggung-jawab ini berasal dari kesadaran seorang wartawan sebagai individu dan juga sebagai anggota masyarakat. Semakin besar kekuasaan atau kemampuan seseorang memengaruhi orang lain, semakin berat pula kewajiban moral orang tersebut.

Kewajiban moral inilah yang akan menuntun wartawan untuk tujuan mulia. Seperti menolong orang yang kesulitan dengan menyampaikan berita tentangnya ke khalayak. Misalnya liputan mengenai suku pedalaman yang tidak tersentuh pendidikan. Adanya liputan tersebut diharapkan dapat mendorong kepedulian pemerintah serta masyarakat sekitar. Namun, terkadang lewat pengaruh tulisannya wartawan kerap terkesan kejam. Misalnya saat mereka mencoba mengungkap tentang pejabat yang korup, atlet yang gagal, bahkan kisah problematika seorang artis yang dikemas dengan menarik.

Kejujuran atas kebenaran diharapkan terdapat di semua profesi khususnya profesi wartawan yang bekerja di antara dua pandangan yang terkadang bertentangan. Pertentangan dua pandangan itu adalah di satu pihak wartawan serta editor biasa membongkar kejahatan dan menyebarluaskan kebenarantetapi di pihak lain, penerbit serta manajemen mempertahankan bisnis dan mengusahakan keuntungan. Perusahaan media yang seperti ini akan mudah disisipi banyak kepentingan pejabat yang akan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. Hal tersebut menunjukkan pihak manajemen dari sebuah perusahaan media juga memiliki arogansi dalam dunia jurnalistik.

Seorang wartawan atau penulis berita yang berkualitas akan melihat lingkungan dan dunianya sebagai laboratorium jurnalisme. Laboratorium yang penuh gagasan dan cerita. Sehingga seorang wartawan ketika turun lapangan akan merasa optimis dan yakin mendapatkan berita. Serta suka menemukan dan mengembangkan gagasan cerita. Pengembangan cerita tersebut berasal dari informasi yang mereka catat. Meskipun informasi tersebut sangat singkat, mereka akan merasa perlu untuk mencatatnya.

Mereka akan menghabiskan banyak waktu dan kreativitasnya untuk mengembangkan kalimat atau paragraf pembuka dari sebuah berita (lead). Hal tersebut disebabkan bahwa mereka sadar betul akan pentingnya sebuah paragraf pembuka berita. Lewat paragraf pembuka inilah akan mengundang para pembaca untuk tertarik melanjutkan membaca berita lebih dalam. Bahkan apabila wartawan dapat membenamkan dirinya dalam berita, berita akan terasa lebih hidup. Tidak dapat dipungkiri, berita yang dihasilkan akan menjadi berita yang dapat memengaruhi para pembacanya.

Berita tersebut mencerminkan wartawan atau penulisnya yang tekun. Mereka lebih memilih bekerja dengan tidak tergesa-gesa serta mencoba menulis ulang dan mengotak-atik kalimat yang belum dirasa ‘pas’. Hal tersebut dilakukan oleh mereka karena mereka mempunyai standar tulisan yang tinggi. Namun jika mereka menghadapi deadline, mereka juga mampu bekerja. Oleh karena itu, butuh keahlian dalam mengatur atau mengorganisasi bahan berita yang didapat dari lapangan.

Berita yang baik adalah berita yang dapat dibaca oleh berbagai kalangan dan tingkatan inteligensi para pembacanya, serta penuh dengan kreativitas kosakatanya. Wartawan atau penulis berita yang berkualitas mempunyai bekal banyak diksi karena mereka adalah pembaca seumur hidup.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eleven − eleven =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top