Mengapa Bahasa Indonesia Dianggap Sulit?

Nita Handayani Hasan

(Pengkaji Kebahasaan dan Kesastraan, Kantor Bahasa Maluku)

 

Bahasa Indonesia bagi sebagian orang dianggap sebagai bahasa yang paling sulit digunakan. Padahal bahasa Indonesia telah menjadi bahasa ibu masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia juga telah diajarkan sejak pendidikan formal hingga perguruan tinggi. Namun hal tersebut tidak langsung menjadikan bahasa Indonesia menjadi mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan bahasa Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama ialah kurangnya pemahaman penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Kebanyakan masyarakat Indonesia masih mencampuradukan penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Ragam bahasa baku merupakan ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma. Ragam bahasa tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.

Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih sering menggunakan bahasa Indonesia ragam tidak baku. Sehingga timbul anggapan bahwa berbahasa hanya berkaitan dengan penyampaian maksud, tanpa mempedulikan kaidah kebahasaan. Contoh kesalahan berbahasa yang paling sering dijumpai yaitu pada kain rentang yang berisi ucapan selamat atau berisi iklan-iklan. Kesalahan-kesalahan tersebut muncul akibat kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Padahal, bahasa Inggris yang dipelajari di sekolah-sekolah formal, merupakan bahasa Inggris ragam baku. Pengajaran bahasa Inggris ragam baku tidak menyurutkan masyarakat Indonesia untuk menerapkan kaidah-kaidah bahasa Inggris dengan baik. Hal tersebut berbanding terbalik dengan penggunaan ragam bahasa baku dalam bahasa Indonesia. Semestinya masyarakat Indonesia harus membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia baku dibandingkan bahasa Indonesia tidak baku.

Faktor kedua yang menyebabkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia yaitu meremehkan definisi. Kebanyakan masyarakat Indonesia merasa telah paham dengan arti sebuah kata. Namun yang terjadi adalah pemahaman terhadap sebuah kata terkadang berbeda dengan makna sesungguhnya. Sebagai contoh yaitu penggunaan kata ‘dirgahayu’. Kata ‘dirgahayu’ sering diartikan sebagai “selamat ulang tahun”, padahal kata ‘dirgahayu’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti berumur panjang (biasanya ditujukan kepada negara atau organisasi yang sedang memperingati hari jadinya). Arti kata ‘dirgahayu’ tidak semestinya disandingkan dengan angka atau umur lembaga atau orang yang berulang tahun. KBBI semestinya menjadi pedoman dalam berbahasa agar meminimalisir kesalahan penggunaan bahasa Indonesia. Saat ini KBBI dapat diinstal secara luring ke dalam ponsel pintar sehingga memudahkan siapa saja untuk mengecek penggunaan bahasa Indonesia.

Faktor ketiga yang dianggap menyebabkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia yaitu minimnya penguasaan struktur kalimat. Penggunaan struktur kalimat pada kalimat sederhana akan lebih mudah dipahami, namun hal tersebut akan berbeda jika melihat struktur kalimat pada kalimat majemuk. Kesulitan tersebut muncul akibat minimnya pengetahuan dan kebiasaan menulis menggunakan struktur kalimat yang benar.

Faktor keempat yaitu terdapat perubahan struktur ejaan dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang berkembang berdasarkan zaman. Sejak sumpah pemuda hingga saat ini telah terjadi lima kali perubahan ejaan. Ejaan-ejaan yang pernah berlaku di Indonesia yaitu Ejaan Van Ophuysen, Ejaan Republik atau Ejaan Suwandi, Ejaan Malindo, Ejaan Yang Disempurnakan, dan Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan-ejaan tersebut memiliki ciri dan kekhasan tersendiri yang harus diterapkan sesuai dengan masanya. Perubahan-perubahan tersebut tidak diikuti dengan sosialisasi yang memadai, sehingga masyarakat Indonesia tidak mengetahui dan tidak menerapkan kaidah terbaru.

Faktor yang terakhir yaitu kurangnya minat generasi muda dalam mempelajari bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang ketinggalan zaman. Pola pengajaran bahasa Indonesia yang terkesan monoton dan sulit dipahami, menjadikan bahasa Indonesia kurang diminati generasi muda. Guru-guru bahasa Indonesia semestinya menggunakan pola-pola pengajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara yang semestinya digunakan dengan baik dan benar. Penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mengindikasikan rasa cinta terhadap negara. Generasi muda sebagai penerus bangsa hendaknya mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari agar bahasa Indonesia dapat menjadi tuan di rumahnya sendiri.

Adanya kemajuan teknologi saat ini semestinya dapat dimanfaatkan untuk mengakses informasi-informasi kebahasaan seperti dinamika perubahan bahasa, munculnya kosakata baru, penginstalan KBBI luring, dan lain sebagainya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang terus berkembang sesuai dengan zamannya. Banyak kosakata baru dan padanan kata bahasa asing yang telah ada di dalam KBBI. Oleh karena itu, pencarian informasi mengenai perkembangan kebahasaan semestinya harus sering dilakukan agar tidak lagi terjadi kesalahan-kesalahan dalam berbahasa.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 − seventeen =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top