Nita Handayani Hasan
(Pengkaji Kebahasaan dan Kesastraan, Kantor Bahasa Maluku)
Anak yang baru lahir secara alamiah telah membawa potensi kreatif dalam dirinya. Untuk mengembangkannya, kreativitas anak haruslah diasah sejak usia dini. Sejak dini hendaknya anak-anak dirangsang dengan hal-hal yang mampu meningkatkan kreativitasnya. Anak-anak yang memiliki kreativitas akan menjadi anak-anak yang berani, mampu menyelesaikan masalah sendiri, mampu berpikir kreatif, dan senang menjelajahi hal-hal baru.
Anak-anak senantiasa tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Meskipun setiap anak memiliki tahap pertumbuhan yang berbeda-beda, orang tua semestinya tetap memberikan wadah bagi mereka untuk terus-menerus meningkatkan kreativitasnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan orang tua untuk meningkatkan kreativitas anak adalah dengan menempatkan anak pada lingkungan yang dapat memicu kreativitasnya. Lingkungan tersebut hendaknya juga mampu memberikan penghargaan atas kreativitas yang telah diperoleh anak.
Sanggar sastra dapat dijadikan wadah bagi orang tua untuk mengasah kreativitas anak. Sanggar sastra merupakan tempat mengkaji, mempelajari, memproduksi, dan mengkreasikan sastra Indonesia dalam berbagai ragam dan tujuan. Secara sosial, sanggar sastra berfungsi sebagai tempat anak berinteraksi dan mendapatkan ilmu seputar kesastraan. Sanggar sastra juga merupakan tempat bagi anak untuk mengembangkan diri, berekspresi, memperluas wawasan kehidupan, menggali potensi diri, dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
Di sanggar sastra, anak-anak dapat mempelajari hal-hal yang terkait dengan kesastraan. Mereka akan diajarkan keberanian dalam mengekspresikan diri melalui pementasan drama, teater, pembacaan dan pembuatan puisi, pembuatan pantun, bertutur, dan sebagainya. Proses kreatif yang akan dirasakan anak-anak yang senang bersastra adalah mereka akan menjadi anak-anak yang mudah berinteraksi dengan lingkungan sekitar, mampu mengemukakan pendapat, memiliki daya imajinasi yang tinggi, dan kreatif dalam memberikan ide-ide baru.
Di zaman yang serba modern ini, terkadang anak dimanjakan dengan hal-hal yang berbau teknologi. Pemberian telepon genggam ataupun gawai kepada anak-anak membuat mereka malas berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya belum lagi hal-hal negatif yang dapat memengaruhi anak jika anak salah memilih lingkungan pergaulan. Kemunculan sanggar-sanggar sastra yang ada di masyarakat dapat menjadi solusi bagi orang tua untuk mengawasi pergaulan dan meningkatkan kreativitas anak.
Maluku merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keberanekaragaman bahasa dan sastra. Keberanekaragaman tersebut harus dimanfaatkan dan dilestarikan sebagai kekayaan leluhur yang harus terus-menerus dilestarikan keberadaannya. Hadirnya sanggar-sanggar sastra di Maluku dapat dijadikan ujung tombak pelestarian bahasa daerah dan sastra di Maluku.
Banyak bahasa daerah dan cerita rakyat yang mulai punah dan hilang. Hal tersebut dikarenakan kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari dan mencari tau. Padahal bahasa daerah merupakan identitas diri masyarakat Maluku yang harus tetap dijaga keberadaannya. Melalui cerita rakyat, anak-anak akan memiliki daya imajinasi yang tinggi, menambah pengetahuan mengenai sejarah sebuah peristiwa atau tempat, membentuk kepribadian yang baik, dan menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Salah satu kegiatan sanggar sastra yang bermanfaat dalam pelestarian kebudayaan di Maluku adalah membiasakan anak untuk bertutur. Anak-anak diajarkan untuk menghafalkan sebuah cerita tentang sejarah sebuah kejadian dan menceritakan kembali cerita tersebut dengan runtutan cerita yang benar. Cerita tersebut diceritakan kembali di depan umum. Kegiatan bertutur ini dapat memicu kreativitas anak dalam melatih imajinasi. Anak yang sering membaca akan memiliki daya imajinasi yang tinggi dan memiliki perbendaharaan kata yang banyak. Ketika anak harus menghafalkan sebuah cerita dengan baik dan menceritakannya kembali, dia akan mengeksplorasi kemampuannya untuk menampilkan yang terbaik. Tampil di depan umum akan memberikan pengalaman baru bagi anak dan menumbuhkan rasa kepercayaan diri.
Melatih imajinasi, menggali kemampuan diri dan menambah pengalaman merupakan hal-hal positif yang dapat diperoleh dari bertutur dan juga dapat meningkatkan kreativitas anak. Selain bertutur, sanggar-sanggar sastra juga memiliki berbagai macam kegiatan lain yang terkait dengan kesastraan yang mampu meningkatkan kreativitas anak. Oleh karena itu, dapat dibayangkan manfaat yang diperoleh seorang anak jika bergabung dalam sebuah sanggar sastra.
Menurut data Kantor Bahasa Maluku tahun 2016, di Maluku terdapat beberapa sanggar sastra yang dapat dijadikan tempat pengembangan kreativitas, yaitu Komunitas Bengkel Sastra, Bengkel Seni Embun, Kintal Sapanggal, Teater Merah Saga, Pecinta Seni Kopi Wakal, Walang Bastori, Hikayat Tanah Hitu, dan Yayasan Heka Leka. Sanggar-sanggar sastra tersebut berada di Kota Ambon dan Maluku Tengah.