“DI MANA” ATAU “DIMANA”?

FARADIKA DARMAN, S.S.

(Staf Teknis Kantor Bahasa Maluku)

Saat ini penggunaan bahasa Indonesia perlahan mulai tergerus dengan penggunaan bahasa asing (khususnya bahasa Inggris) yang kian merajalela. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang mudah dan tidak perlu dipelajari karena memang merupakan bahasa kita orang Indonesia. Akan tetapi kenyataannya, sangat banyak penggunaan kata ataupun penyusunan tata bahasa yang masih berantakan. Perilaku ‘sok keinggris-inggrisan’ yang saat ini sedang tren itu menjadi citra negatif masyarakat Indonesia karena menggunakan bahasa sendiri pun masih banyak terjadi kesalahan. Sebagai contoh kasus, masih ada penutur bahasa Indonesia yang belum mampu membedakan dan bahkan mengetahui penggunaan kata ‘di mana’ atau ‘dimana’.

Kata ‘di mana’ dan ‘dimana’ dalam bahasa Indonesia termasuk dalam pembahasan preposisi (kata depan) dan afiks (imbuhan). Penulisan kata depan ditulis terpisah, seperti kata depan ‘di’, ‘ke’, dan sebagainya. Cara paling mudah mengidentifikasi ‘di’ sebagai kata depan adalah diikuti kata benda atau berfungsi sebagai keterangan tempat. Secara tata bahasa, kata depan berfungsi untuk menghubungkan antara salah satu bagian kalimat ke bagian kalimat yang lain. Hal tersebut memang kadangkala membingungkan para pengguna bahasa. Namun jika kita terbiasa dan mengetahui ketepatan penggunaannya, hal tersebut tidaklah sulit untuk dibedakan.

Kata depan adalah kata-kata yang secara linguistik diletakkan sebelum kata benda, kata kerja, atau kata keterangan. Fungsinya antara lain untuk menyatakan tempat, arah, asal, pelaku, alat, sebab-akibat, hal, perbandingan, dan tujuan. Preposisi dapat dikelompokkan menjadi preposisi yang menandai tempat misalnya ‘di’, ‘ke’, ‘dari’, preposisi yang menandai maksud dan tujuan misalnya ‘untuk’, ‘guna’, preposisi yang menandai waktu misalnya ‘hingga’, ‘hampir’, dan preposisi yang menandai sebab misalnya ‘demi’, ‘atas’. Untuk penulisan ‘di’, jika ditempatkan sebagai kata depan, maka harus ditulis terpisah. Seperti pada contoh kalimat berikut, “Beta tinggal di Ambon”, “Adik bermain di luar rumah”.

Namun untuk menggabungkan dua klausa yang tidak sederajat, dalam bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk ‘di mana’ yang dalam bahasa Inggris sepadan dengan ‘whom’, ‘who’, dan ‘which’. Untuk mengisi bentuk tersebut dapat digunakan kata penghubung ‘yang’. Kesalahan penggunaan awalan di yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah penulisan ‘dibawah’, ‘diatas’, ‘disini’, ‘disana’, dan sebagainya.

Untuk penulisan kata berimbuhan atau dalam ilmu linguistik disebut afiks, ‘di-’ selalu dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya. Awalan di- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (verba) pasif. Perubahan kalimat aktif menjadi pasif dibentuk dengan awalan me-. Awalan di- tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Penulisan di- sebagai awalan selalu ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, seperti pada contoh berikut, ‘durian itu dimakan oleh Adi’, ‘mohon helm dilepas’, ‘bajunya dijahit ibu’.

Kesalahan yang umum terjadi adalah penulisan preposisi ditulis serangkai dan penulisan imbuhan ditulis terpisah. Hal yang sama pun berlaku untuk awalan ke-, selalu ditulis terpisah dari bentuk kata yang mengikutinya. Biasanya ke sebagai kata depan berfungsi untuk menyatakan arah dan tujuan, misalnya ‘Ibu pergi ke pasar’, ‘Ayah datang ke rumah’. Hanya terdapat pengecualian untuk kata-kata yang telah lazim seperti ‘kepada’.

Itulah contoh kesalahan yang seringkali dianggap kecil oleh pemakai/pengguna bahasa Indonesia. Namun, secara tidak langsung hal tersebut akan menunjukkan bagaimana penutur dan pemakai bahasa Indonesia. Bahasa adalah identitas dan menunjukkan sikap dan jati diri penuturnya. Mempelajari bahasa asing bukan merupakan hal yang dilarang namun tidak berarti harus menyampingkan bahasa Indonesia.

Mari belajar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan mencerminkan latar belakang dan kepribadian penuturnya. Sebagai masyarakat terpelajar, sudah semestinya kita dapat mengembangkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam masyarakat nasional maupun internasional.

2 komentar untuk ““DI MANA” ATAU “DIMANA”?”

  1. I’m impressed, I have to admit. Seldom do I come across a
    blog that’s both educative and entertaining, and without a doubt, you’ve hit
    the nail on the head. The problem is something which too few people
    are speaking intelligently about. I am very happy that I found this in my hunt for something relating to this.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

11 + three =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top