Tresye Silooy, S.Pd.
STAF KANTOR BAHASA MALUKU
Peran bahasa sangat penting dalam kehidupan masyarakat sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita sebagai rakyat Indonesia yang merupakan pengguna sekaligus pendukung bahasa Indonesia harus memakai bahasa Indonesia secara baik dan benar guna melestarikan dan menduniakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa di Indonesia yang memenuhi syarat sebagai alat pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi karena bahasa Indonesia telah dikembangkan untuk keperluan tersebut dan dimengerti oleh sebagian masyarakat Indonesia. Memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa Indonesia yang mampu mendukung budaya bangsa, berkembang berkelanjutan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentu harus dibanggakan oleh warga Indonesia.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak penggunaan bahasa yang kurang memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik lisan maupun tulisan yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar sebenarnya tidak sulit, yang membuat sulit karena kita telah terbiasa dengan kesalahan yang ada dan tidak mempunyai keinginan untuk mempelajarinya agar kesalahan tersebut tidak terulang lagi. Dalam kaitannya dengan pemakaian bahasa masalah kebahasaan berikut ini masih terjadi hingga saat ini.
Nol dan kosong merupakan kata yang sangat akrab di lidah karena kita sering mengucapkannya dan di telinga saat kita mendengarkannya dari orang lain. Pemakaian kata ‘nol’ dan ‘kosong’ kerap keliru dilakukan oleh sebagian besar masyarakat. Yang seharusnya disebut ‘nol’ disebut ‘kosong’. Yang seharusnya disebut ‘kosong’ disebut ‘nol’. Kata ‘kosong’ sering kita dengar di masyarakat untuk menyebut angka yang dilambangkan dengan ‘0’. Contoh yang paling sering dijumpai adalah pengucapan nomor ponsel yang mengandung angka ‘0’. Contoh: Sebuah iklan berbunyi: Segeralah memesan unit rumah Anda. Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi 081265904554.
Masih banyak yang keliru dengan mengucapkan nomor ponsel tersebut dengan ‘kosong–delapan-satu-dua-enam-lima-sembilan-kosong-empat-lima-lima-empat’. Penyebutan angka ‘0’ dengan sebutan ‘kosong’ juga sering terjadi saat seseorang dimintai nomor ponselnya, seringkali disebut dengan ‘kosong-delapan-lima-dua-empat-tiga dan seterusnya’ maupun sebaliknya. Contoh lainnya, kerap terjadi pula pada waktu menonton pertandingan sepak bola di televisi, sering kita dengar pembawa acara atau komentator menyebut angka ‘0’ dengan kata ‘kosong’ untuk skor klub yang kalah dalam pertandingan sepak bola tersebut.
Jika diperhatikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat (2008:737). Kata ‘kosong’ mempunyai beberapa makna. Makna pertama yaitu ‘tidak berisi’, dapat dipakai dalam kalimat seperti, peti kosong itu rupanya menjadi sarang tikus. Makna-makna lainnya dari kata ‘kosong’ ini adalah tidak berpenghuni, hampa, tidak mengandung arti, tidak bergairah, tidak ada yang menjabatnya, tidak ada sesuatu yang berharga, tidak ada muatannya. Merujuk pada beberapa makna kata ‘kosong’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di atas, terbukti tidak ada satupun makna yang mengarah kepada kata angka atau bilangan. Oleh karena itu, tentu tidak tepat apabila angka ‘0’ disebut ‘kosong’.
Adapun kata dalam bahasa Indonesia yang tepat untuk digunakan dalam menyebut angka yang dilambangkan dengan ‘0’ adalah kata ‘nol’. Dalam KBBI IV (2008:965), ‘nol’ adalah bilangan yang dilambangkan dengan ‘0’ dan makna yang kedua adalah kelas persiapan sebelum memasuki tingkat pertama dalam urutan kelas. Kenyataan yang terjadi di masyarakat saat ini kemudian dikaitkan dengan kebenaran dalam pemakaian bahasa Indonesia yang benar, sudah tentu salah apabila angka ‘0’ disebut dengan kata ‘kosong’. Berdasarkan beberapa penjelasan disertai contoh di atas, terlihat jelas perbedaan antara ‘nol’ dan ‘kosong’. Namun dalam praktik penggunaannya kerap keliru oleh sebagian besar masyarakat.
Seharusnya kita hindari sejauh mungkin pemakaian kata yang salah dalam berbahasa Indonesia. Oleh karena itu, marilah kita berusaha menggunakan kata yang seharusnya digunakan untuk menyebut angka ‘0’ adalah ‘nol’. Misalnya 085243785680 pakailah kata ‘nol’ untuk menyebut angka di awal dan akhir dalam nomor ponsel contoh di atas, karena ‘0’ (nol) adalah sebuah angka dan ‘kosong’ bukanlah angka.
Kita sebagai pemakai dan penutur bahasa Indonesia harus menggunakan kata yang benar dalam bahasa Indonesia agar kesalahan tersebut tidak terulang lagi. Berbahasa Indonesialah kita secara baik dan benar agar tidak disebut sebagai bangsa yang tidak mengenal bahasanya sendiri dengan baik.
Apa yang menjadi masalah dalam penggunaan kata ‘nol’ dan ‘kosong’ dalam bahasa Indonesia? kunjungi Telkom University