Selamat Idulfitri

Adi Syaiful Mukhtar

(Staf Teknis Kantor Bahasa Maluku)

 

Umat Islam di dunia akan merayakan datangnya hari raya Islam pada 1 Syawal 1439 H. Perayaan yang tiap tahun menjadi salah satu perhatian utama Pemerintah Indonesia dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang merayakannya. Sistem informasi yang semakin hari semakin canggih menjadikan masyarakat tidak lagi bersusah payah untuk mengucapkan selamat hari raya kepada keluarga, teman, bahkan kekasih yang berdomisili jauh. Ucapan melalui pesan singkat (SMS), WA (whatsapp), atau poster yang digunakan sebagai foto profil WA atau Facebook, bahkan status pun memuat ucapan selamat hari raya.

Selain di Indonesia, negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam, atau Singapura juga merayakannya dengan istilah yang berbeda-beda dalam menyebut hari raya Islam yang satu ini. Negara tersebut menyebutnya dengan Hari Raya Puasa, Hari Raya Aidilfitri, atau Hari Raya Fitri. Selain itu, masyarakat suku Jawa pun mempunyai istilah sendiri untuk hari raya ini, yaitu riyadin, sedangkan masyarakat suku Sunda menyebutnya dengan boboran. Dalam bahasa Indonesia juga mempunyai nama lain hari raya ini, yaitu lebaran.

Dari sekian istilah yang digunakan untuk menyebut hari raya Islam ini, kita sebagai pengguna bahasa Indonesia terkadang kurang memerhatikan penulisannya yang benar. Penulisan Idulfitri seringkali ditulis menjadi Idul Fitri menggunakan spasi di antara kata ‘Idul’ dan ‘Fitri’. Jika merujuk pada KBBI, penulisan yang sesuai adalah Idulfitri tanpa menggunakan spasi. Sama halnya dengan Hari Raya Kurban yang harus ditulis menjadi Iduladha. Dari kedua penamaan hari raya tersebut, kata Idul tidak bisa terpisah dengan kata yang mengikutinya.

Kita sering mengartikan Idulftri adalah ‘kembali suci’. Hal tersebut akan memberikan masalah bagi yang tidak memahami makna harfiah dari Idulfitri. Idulfitri dalam bahasa Arab dibaca ‘Īdul-Fiṭr. Kata Idul atau Ied mempunyai makna ‘Hari Raya’ bukan bermakna ‘Kembali’. Selanjutnya kata fitri berbeda dengan kata fitrah yang berarti suci. Kita bisa lihat, bahwa fitrah mempunyai empat huruf hijaiyah, yaitu fa, tha, ra, dan ta (marbuthah). Namun, berbeda dengan kata fitr dalam kata Idul-Fitr. Kata tersebut mempunyai huruf hijaiyah hanya tiga, yaitu fa, tha, dan ra. Jika merunut istilah aslinya, kata Fitr bermakna ‘makan’. Oleh karena itu, secara harfiah kata Idul-Fitr bermakna hari raya untuk makan setelah sebulan berpuasa, sehingga pada hari itu juga dilarang untuk berpuasa.

Sebelumnya telah disebutkan, bahwa kata Idul atau Ied bermakna ‘hari raya’. Dari keterangan tersebut, hari raya pada hakikatnya sama artinya dengan idul. Karena sama arti, keduanya tidak digunakan secara bersamaan. Kurang tepat rasanya jika ada ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri karena terdapat kemubaziran kata dan penulisan Idulfitri yang kurang tepat. Pilihan ucapan yang tepat dan tidak mengandung kemubaziran kata dari contoh tersebut adalah Selamat Idulfitri, Selamat Hari Raya Fitri, atau Selamat Lebaran.

Contoh penggunaan kata Idul dan Hari Raya dalam satu kalimat merupakan hal yang perlu dihindari karena adanya kemubaziran kata. Dalam hal memilih kata, kita harus memilih kata dengan cermat. Kecermatan dalam memilih kata, salah satunya adalah menghindari penggunaan kata yang fungsi dan maknanya bermiripan secara ganda.                                 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

12 + five =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top