Nita Handayani Hasan
(Kantor Bahasa Maluku)
Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan minat baca siswa terus-menerus digalakkan. Salah satunya yaitu adanya kebijakan yang ditujukan kepada siswa untuk membaca selama lima belas menit sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Program tersebut bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri para siswa. Para siswa diharapkan memiliki minat baca dan ketertarikan terhadap buku, serta menjadikan buku sebagai pedoman untuk menggali informasi dan ilmu pengetahuan. Jika hal tersebut telah tertanam dalam diri setiap siswa, maka kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia juga semakin meningkat.
Ketertarikan siswa terhadap buku harus terus-menerus didukung, baik oleh pihak sekolah, maupun oleh lingkungan keluarga dan masyarakat. Pihak sekolah harus menyiapkan buku-buku mata pelajaran, dan buku-buku penunjang mata pelajaran agar siswa mudah memperoleh informasi yang berhubungan dengan mata pelajaran-mata pelajaran yang diajarkan oleh para guru di sekolah.
Orang tua berperan untuk menciptakan lingkungan keluarga yang mencintai buku. Para orang tua harus memperkenalkan buku sejak dini kepada anak-anaknya. Anak-anak seharusnya didekatkan dengan buku, agar budaya membaca tertanam dalam diri. Peran orang tua dalam memperkenalkan buku dimulai sejak balita. Membacakan dongeng sebelum tidur akan memupuk rasa ingin tahu dan daya imajinasi anak. Hal tersebut dapat merangsang rasa keingintahuan anak sehingga diharapkan akan semakin dekat dengan buku.
lingkungan masyarakat berperan dalam menciptakan suasana yang kondusif sehingga anak-anak menjadi nyaman dan memiliki keinginan untuk terus-menerus membaca. Salah satu yang dapat dibuat yaitu tersedianya pojok-pojok baja di tempat-tempat umum. Anak-anak yang biasanya berkeliaran di jalanan pada saat malam hari, dapat diarahkan untuk menempati pojok-pojok baca tersebut. Anak-anak tersebut dapat memanfaatkan waktu luangnya dengan membaca buku.
Peningkatan minat baca siswa juga harus didukung dengan ketersediaan bahan ajar. Tidak dapat dimungkiri bahwa saat ini, jumlah ketersediaan bahan bacaan bagi siswa masih minim. Para siswa belum memiliki akses yang penuh untuk memenuhi kebutuhan membacanya.
Keberadaan bahan ajar merupakan hal penting dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar harus mengemukakan pesan pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.
Agar bahan ajar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh siswa dan guru, terdapat delapan prinsip dalam penyusunan bahan ajar. Kedelapan prisip itu adalah akurat, komprehensif, sistematik, relevansi, inovatif, motivatif, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip akurat berarti bahan ajar yang akan disusun harus mengandung penjelasan yang tepat dan sesuai dengan jenis kompetensi yang dikembangkan, atau materi yang disajikan harus ditinjau dari segi keilmuan. Bahan ajar yang disusun secara akurat akan membantu siswa untuk memahami secara tepat materi yang diberikan oleh guru. Prinsip kedua yaitu komprehensif. Komprehensif berarti materi bahan ajar disusun secara menyeluruh untuk mencukupi pengetahuan dasar yang sederhana hingga ketrampilan dan sikap yang kompleks. Prinsip ketiga adalah sistematik, yaitu bahan ajar disajikan secara sistematik dalam segi keilmuan, serta mengikuti tahapan dan aturan penulisan. Guru akan menyampaikan bahan ajarnya dengan runut, sehingga siswa mudah memahami apa yang telah disampaikan oleh gurunya.
Relevansi berarti bahan ajar yang akan disusun harus memiliki relevansi dengan kebutuhan peningkatan mutu Pendidikan. Penyusunan bahan ajar harus disesuaikan dengan standar kompetensi dan prinsip-prinsip pembelajaran. Prinsip yang berikutnya yaitu inovatif. Prinsip inovatif bermakna bahan ajar harus memberikan penjelasan yang bersifat inovatif, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru harus terus-menerus memperbarui pengetahuannya agar mampu menyajikan bahan ajar yang inovatif. Prinsip berikutnya yaitu motivatif. Prinsip motivatif berarti bahan ajar yang disusun harus memuat bahan-bahan yang dapat memotivasi peserta didik. Peserta didik atau siswa akan termotivasi untuk memahami bahan ajar jika bahan ajar yang disajikan mudah untuk dipahami, menarik untuk dipelajari, dan tata letak atau sistematika penyampaian disajikan dengan terstruktur. Tersedianya bahan ajar yang motivatif tidak lepas dari kreativitas guru dalam menuangkan idenya dengan menggunakan alat-alat peraga yang dekat dengan keseharian siswa.
Prinsip yang ketujuh adalah konsistensi. Prinsip konsistensi tercermin pada penyususnan bahan ajar yang taat asas. Bahan ajar yang taat asas akan mengasilkan bahan ajar yang mudah dibaca dan menarik untuk dipelajari. Prinsip yang terakhir yaitu prinsip kecukupan. Prinsip kecukupan berarti materi yang disajikan hendaknya cukup memadai para siswa untuk mampu mencapai kompetensi dasar.
Salah satu bentuk penyusunan bahan ajar literasi yang mudah dibuat adalah penyaduran cerita rakyat. Biasanya para siswa akan lebih mudah memahami cerita rakyat ada di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, dalam cerita rakyat terkandung nilai-nilai sosial yang telah dipelajari siswa dalam kesehariannya. Siswa akan lebih mudah menyerap dan mempraktikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat.
Selain cerita rakyat, bahan-bahan ajar yang berisi adat istiadat dan budaya yang berada pada lingkungan siswa dapat dijadikan ide dalam penyusunan bahan ajar. Bahan ajar yang berisi adat istiadat akan menambah pengetahuan dan rasa cinta siswa pada budaya yang dimilikinya. Seperti yang telah diketahui bahwa saat ini banyak terdapat buku-buku yang memuat kebuadayaan negara lain, hal tersebut menjadikan para generasi muda lebih mengenal budaya yang berasal dari negara lain dibandingkan budaya yang ada di negaranya sendiri. Oleh karena itu, penyusunan bahan ajar yang memuat unsur lokal harus terus-menerus digalakkan. Penyusunan bahan ajar yang terus-menerus digalakkan juga harus didukung dengan kemampuan mencetak hasil penyusunan bahan ajar. Bahan ajar harus dicetak dengan maksimal agar dapat didistribusikan ke sekolah-sekolah sehingga dapat dibaca oleh para siswa.