David Yonry Leimena
Kakekku dengan suka
Telanjang kaki duduk di teras
Waktu poka-poka merah turun di ujung barat
Suling bambu kesayangannya dimainkan
Jemarinya yang keriput dengan lentik menari di enam lobang
Merangkai notasi nyanyian Tahlil dan Dua Sahabat Lama
Dengan mata terpejam
Lalu merdu, syahdu, dan damai
Pukul enam, dengan langkah agak berat
Ia menghampiri pakaian hitam khasnya
Dan berdiri menghadap meja natzar
Lalu doa-doa dinaikkan dengan pelan
Sayup-sayup terlintas berkatilah seisi rumahku
Selesai berdoa kakekku keluar mendapati aku dan adiku duduk di sofa tua
Di antara aku dan adikku, ia duduk dan berucap dengan Melayu
“Hidop orang sudara musti laeng sayang laeng”
Laeng jaga laeng, yang satu susah yang laeng bantu
Ingatan dong dua satu darah hidop bae-bae supaya dapa bae”
Kakek, kau tulis dalam puisiku
Aku mengenangmu
Negeri Ema, 25 Februari 2017