Perempuan Mulia

Weldemina Yudit Tiwery

Dikau laksana sang surya

Setia menerangi pekatnya kehidupan

Dikau laksana air menyejukkan jiwa dahaga

Dikau memberi makna dalam hidup penuh kasih, cinta, kesabaran, dan kelembutan

Dikau, anugerah terindah dari Sang Khalik

Tanpa hadirmu, hidup laksana gurun pasir

Tanpa hadirmu, hidup serasa hambar

Perempuan,  perempuan

Dikau diciptakan sempurna dan unggul

Bukan sebagai pembantu melainkan penolong

Bukan untuk didominasi melainkan partner setara

Bukan untuk dikasihani melainkan dikasihi

Bukan sebagai kaum lemah melainkan kaum bermartabat

Dikau pantas dijunjung, dihormati, dan dikasihi sebagai empu

Tapi sayang, sekian lama dunia bersikap kejam dan tak adil untukmu

Kau ada namun tak dianggap

Budaya pun tak berpihak dan mengesampingkanmu

Terpanggang dalam kuali marginalitas

Terhempas dalam gelanggang pertarungan sejarah yang mendiskriminasi

Sejarah bercerita tentangmu

Namun juga membisukanmu

Membisu terhadap para perempuan yang mengalami kekerasan dan menjadi korban

Wahai dunia, wahai kaum lelaki, wahai para pelaku kekerasan ,wahai pembungkam suara perempuan

Sadarlah!

Perempuan bukan pengemis kasih melainkan ia pantas dikasihi

Perempuan bukan pengais cinta melainkan pantas dicintai

Perempuan bukan kaum pencari hormat melainkan ia pantas dihormati

Perempuan, ia pantas dijunjung bukan sebab ia perempuan

Tetapi karena ia adalah ciptaaan bermartabat mulia

Pembawa warna-warni cinta dan kasih yang tanpa pamrih

Bandara Halim PerdanaKusuma, 18 Oktober 2017

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

14 − 9 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top