Berbahasa dengan Bijak di Tengah Pandemi Covid-19

Rara Rezky Setiawati

Kantor Bahasa Maluku

Covid-19 telah menjadi pandemi hampir di seluruh dunia dan isunya yang semakin hari semakin serius. Merebaknya virus tersebut menyebabkan seluruh masyarakat menjadi waspada. Selain itu, aktivitas yang biasanya dikerjakan di kantor ataupun di sekolah kini beralih menjadi bekerja dan belajar dari rumah dengan memanfaatkan teknologi komunikasi. Hal itu sesuai dengan imbauan pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial (social distancing), jaga jarak fisik (physical distancing), dan memakai masker ketika keluar dari rumah. Hampir di seluruh Indonesia, pemerintah negeri dan swasta, lembaga pendidikan, serta masyarakat menerapkan metode yang menggunakan media sosial dan aplikasi daring sebagai pendukung aktivitas kerja dan belajar agar tetap produktif.

Saat ini, media sosial adalah alat komunikasi yang sangat membantu untuk berinteraksi dengan teman-teman, keluarga, guru, maupun rekan kerja. Selain itu, media sosial juga membantu mengakses berita-berita dan informasi terbaru. Media sosial merupakan hal yang tidak bisa ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Penggunaan media sosial tentunya harus digunakan ke arah yang positif agar bermanfaat bagi semua kalangan terutama generasi milenial. Generasi milenial saat ini memanfaatkan media sosial tersebut sebagai media untuk berkreativitas, salah satunya membuat konten yang menarik di Youtube. Youtube menjadi platform yang paling banyak digunakan pengguna media sosial di Indonesia saat ini  (databoks.katadata.co.id).

Youtube merupakan salah satu media yang memungkinkan penggunanya untuk mengakses video-video maupun membaginya kepada orang lain. Youtube menawarkan berbagai video yang dapat diakses oleh semua kalangan. Media sosial tersebut banyak dijadikan penggunanya untuk membuat sebuah konten yang dianggap menarik dan  bermanfaat. Konten Youtube banyak dicari saat ini, selain karena media yang menampilkan audio visual dan durasi yang tidak dibatasi, konten Youtube sebaiknya berisikan pernyataan-pernyataan yang positif, memotivasi, dan mengedukasi agar dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan penggunanya.

Baru-baru ini, Youtuber Indira Kalistha menjadi sorotan publik bahkan namanya menjadi tren di Twitter dikarenakan pernyataan kontroversialnya tentang menyepelekan penggunaan masker dan cuci tangan di tengah pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan Indira melalui video yang diunggah di kanal Youtube Gritte Agatha pada 15 Mei 2020. Di saat semua pemerintah dan masyarakat berjuang untuk melawan Covid-19 dan memutus tali rantai penyebaran virus tersebut, Indira Kalistha justru menganggap virus itu merupakan virus yang biasa saja. Indira Kalistha pun menganggap bahwa masyarakat terlalu heboh menanggapi virus korona yang semakin merebak, bahkan Indira tidak memedulikan imbauan pemerintah tentang pentingnya menggunakan masker saat keluar rumah di tengah pandemi ini dan cuci tangan sebelum makan. Pernyataannya pun menuai kritikan dari warganet dan berbagai pihak karena dianggap meremehkan Covid-19 dan tenaga medis. Banyak pihak yang menyayangkan pernyataan dan sikap Indira Kalistha sebagai seorang yang memiliki banyak penggemar di media sosial.

Pernyataan Indira Kalista tentunya menjadi salah satu contoh kurangnya kesadaran dalam berbahasa. Bahasa dapat merugikan diri kita sendiri jika dalam bertutur tidak dipikirkan terlebih dulu. Bahasa tidak hanya merugikan bahkan bisa “membunuh” diri sendiri karena pada dasarnya segala perkataan yang diucapkan pasti akan kembali pada diri kita. Mulutmu, Harimaumu, pepatah yang selalu mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam berbahasa, karena bisa saja setiap kata yang diucapkan dapat menyakiti orang lain. Bahasa memiliki kekuatan yang bisa saja akan berdampak baik ataupun buruk pada orang lain dan terutama pada diri kita apabila tidak berhati-hati dalam berbahasa.

Akhir-akhir ini, banyak kasus yang terjadi karena seseorang bertutur dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak bermanfaat atau segala sesuatu yang tidak disampaikan dengan bijaksana. Tidak sedikit orang yang terjerumus dan menimbulkan masalah baru karena mengatakan sesuatu tidak sesuai dengan situasi. Kebebasan dalam berpendapat adalah hak semua orang, tetapi perlu diketahui bahwa kebebasan dalam berpendapat juga memiliki aturan karena segala sesuatu yang diucapkan harus dipertanggungjawabkan. Baik buruknya dalam berbahasa sangat memengaruhi cara kita bertutur dan bersikap. Kecermatan dalam berbahasa sangat penting sehingga kata-kata yang diucapkan tidak menjadi bumerang bagi diri sendiri dan tidak merugikan orang lain.

Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Melalui bahasa, seseorang dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Dengan bahasa, kita mampu mengungkapkan perasaan dan pikiran. Selanjutnya, tanpa bahasa kita tidak mampu mengekspresikan yang dirasakan. Semua orang pandai berbahasa, tetapi tidak semua orang paham dengan sesuatu yang diucapkan sehingga seseorang dapat tersinggung, marah, bahkan secara langsung menunjukkan emosi karena bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan yang dipikirkan lawan bicara. Oleh sebab itu, agar sesuatu yang ingin disampaikan dapat didengar dan diterima masyarakat, perlunya proses berpikir dan pertimbangan sebelum bertutur. Dr. Asrif, M.Hum., Kepala Kantor Bahasa Maluku, pernah mengatakan bahwa jadikan bahasa sebagai surgamu, jauhkan bahasa dari jerujimu.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 × 1 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top