(Bagi Tanah Raja)
Kembali menjala rasa dalam ruang
Serupa hitam, arang, terbakar
Kita bilang peradaban bagi adab yang diadatkan adalah adab
Asin, garam, panas, adalah rasa
Adab
Bisa apa kita katakan ini rupa?
Teriak?
Teriak selagi bisa, kita anak ombak dilahirkan di atas karang
Pun tanah bercadas disaksikan lambaian lenso
tangis tidak lagi jadi bulir
Dewa-dewa cemburu saksikan kelahiran
Anak ombak asyik main di sudut-sudut senja lalu pulang bawa garam
Bilang ini adab
Tiap hari tiup angin pantai ke puncak
kembali bawa arang bagi adab
Kilau asin air sebab rupa terik masih saja bakar
Panas, hitam bagi adab
Mamala, 2015