Dunia di pusar nyawaku, kau bilang kafir neraka
Pegunungan dipujalah, laut dipanggil menemani
Kali Pau membasahiku pagi-pagi di kepala
Kupu-kupu menawan di kuku kakiku
Ular melata mendekati tidur malam hari
Ayam-ayam membangunkan fajar
Anjing-anjing menjaga tungku bermata api
Dunia dibangunkan saat panas mencemburui
Matahari mematuhi lidahku seperti ibunya
Bulan menyuburkan bibit waktu tersemai
Babi-babi mati disumpahi di belukar bambu
Mereka menghancurkan tampa-tangan nene
Ia berdoa sambil menelan sari magis pinang
Menyilangkan kapur di dahi, dihembus ke angin
Dunia mendapat hardik, kecuali semua mau mati
Bicara Tuhan sama hal ular meninggalkan kulit lama
Berganti rupa di cahaya bulan; ia tak ingin begitu
Ada saja purnama menyucikan dirinya di kepala air
Setara arwah-arwah orang tua; anjing-anjing
Kusu, burung-burung, ular mata buta; lebih suci
Di luas udara, pepohonan, air dan lubang tanah
Pau, Oktober 2017