Sastra Lisan Kapata dalam Sistem Kekerabatan dan Sosial Budaya Masyarakat Negeri Allang

Helmina Kastanya, S.Pd.

Peneliti di Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Artikel ini telah terbit di harian Kabar Timur

Negeri Allang merupakan salah satu kampung adat di wilayah Kabupaten Maluku Tengah yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan adat istiadat. Dalam kehidupan sosial masyarakat Negeri Allang, sastra lisan kapata memiliki peran penting dalam beberapa ritual adat. Diantaranya adalah dalam ritual penobatan raja dan pelantikan kepala soa. Prosesi penobatan raja dan pelantikan kepala soa di Negeri Allang merupakan salah satu ritual adat yang dilaksanakan dengan penuh hikmat. Pemerintah desa dan masyarakat memiliki semangat untuk terus menjaga dan mewarisi budaya leluhur mereka. Hal ini merupakan salah satu contoh positif dari masyarakat untuk mencintai budaya daerah sebagai lambang identitas diri.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis di lapangan saat ritual penobatan raja, sastra lisan kapata menjadi salah satu hal penting sehingga disampaikan secara berkelompok maupun perorangan berdasarkan status sosial dalam masyarakat. Misalnya saat penyambutan tamu undangan, sastra lisan kapata disampaikan oleh kelompok muda-mudi yang merupakan simbol kekuatan. Selain simbol kekuatan, muda-mudi yang dijadikan pelantun syair kapata merupakan representasi dari kesadaran orang tua untuk tetap mewariskan budaya leluhur kepada generasi muda. Dalam hal ini masyarakat pemilik budaya mampu menjadi sumber kekuatan untuk menopang dan menjaga keberlangsungan nilai-nilai budaya yang dimiliki.

Selain kehidupan sosial budaya dalam sistem kekerabatan pada masyarakat Negeri Allang, sastra lisan kapata memiliki peran penting. Para pelantun syair kapata merupakan perwakilan dari kelompok marga yang ada di dalam masyarakat. Melalui syair kapata yang disampaikan, penonton akan memahami bahwa di dalam struktur kehidupan masyarakat Negeri Allang setiap marga memiliki tugas dan fungsi masing-masing yang telah terbentuk sejak awal. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat bahwa terdapat beberapa kelompok masyarakat dengan fungsinya masing-masing. Misalnya terdapat kelompok atau pasukan Alifuru. Kelompok ini merupakan gabungan dari marga Ralahallu, Manuhua, Sipahelut, dan Lopulua. Tugas mereka sebagai penjaga Negeri Allang. Mereka merupakan kelompok yang dipercaya memiliki kekuatan dan kemampuan untuk menjaga masyarakat Negeri Allang dari musuh. Selain itu, ada kelompok yang menyebutkan dirinya sebagai pasukan ina yupu. Pasukan ini memiliki tugas dan fungsi sebagai orang yang selalu siap di tempat untuk menerima tamu yang datang berkunjung atau sebagai penjaga rumah. Kelompok ini terdiri atas marga Sabandar dan marga Siwalette.

Gambaran di atas menunjukkan bahwa sistem kekerabatan masyarakat Negeri Allang telah terbentuk sejak dulu. Tidak hanya marga sebagai kelompok terkecil dalam masyarakat, tetapi ada juga kelompok yang merupakan gabungan beberapa marga dan memiliki tugas dan fungsi yang sama dalam ritual adat. Hal menarik lain yang dapat diamati adalah adanya kesadaran setiap kelompok akan tugas dan fungsinya dalam masyarakat. Mereka tidak saling ikut campur atau saling mengatur antarkelompok. Namun, sebaliknya mereka saling menghargai tugas dan fungsi setiap kelompok.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

sixteen + four =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top