Wajah Baru UKBI: Adaptif Merdeka

Wahyudi Pasapan, S.S.

Analis Kata dan Istilah di Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Artikel ini telah terbit di harian Kabar Timur

Sudah kenal dengan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia? Atau mungkin sudah pernah mengikuti tes UKBI? Uji kemahiran berbahasa Indonesia atau lebih sering disebut UKBI, merupakan instrumen yang digunakan untuk menguji kemahiran berbahasa penutur bahasa Indonesia. Sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia, yang selanjutnya disingkat UKBI, adalah tes penguasaan kebahasaan dan kemahiran berbahasa Indonesia yang mengacu pada Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia. Merujuk pada dasar hukum tersebut ditegaskan bahwa UKBI merupakan satu-satunya instrumen resmi untuk menguji kemahiran berbahasa penutur bahasa Indonesia.

Apakah UKBI hanya menguji kemahiran dan penguasaan masyarakat terhadap bahasa Indonesia? Tentu tidak. UKBI selain digunakan untuk menguji pengetahuan dan penguasaan kaidah bahasa Indonesia juga dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui kemampuan reseptif dan produktif terutama dalam penggunaan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata reseptif memiliki definisi 1) mau (dapat) menerima, 2) terbuka dan tanggap terhadap pendapat, saran, dan anjuran orang lain, dan 3) bersifat menerima. Sementara itu, produktif didefinisikan 1) bersifat atau mampu menghasilkan (dalam jumlah besar), 2) mendatangkan (memberi hasil, manfaat, dan sebagainya), dan 3) mampu menghasilkan terus dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur-unsur baru (linguistik). Inti dari definisi kedua kata tersebut jika dikaitkan dengan keterampilan berbahasa adalah kemampuan menerima/memeroleh dan menghasilkan produk tuturan dalam komunikasi. Dalam buku Psikolinguistik Kajian Teoritik (2003), Abdul Chaer menjelaskan bahwa kemampuan reseptif (decode) merupakan proses yang berlangsung pada pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat pendengaran. Ditambahkan Chaer kemampuan produktif (encode) sebagai proses rancangan berbahasa. Jika dikaitkan dengan kemampuan reseptif dan produktif, seksi mendengarkan dan membaca dalam UKBI dapat digunakan untuk menguji kemampuan reseptif, sedangkan kemahiran menulis dan membaca dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan produktif seseorang dalam menggunakan bahasa Indonesia.

Untuk memenuhi kebutuhan peserta uji, pada 29 Januari 2021 UKBI Adaptif Merdeka diluncurkan secara resmi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. UKBI disebut adaptif merdeka karena dalam pengembangannya UKBI menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta uji. Salah satu keunggulan UKBI Adaptif Merdeka adalah bisa diakses secara daring melalui laman ukbi.kemdikbud.go.id. Laman tersebut tidak hanya digunakan untuk melakukan pendaftaran. Semua proses layanan UKBI, mulai dari pendaftaran sampai penerbitan sertifikat dilakukan melalui laman tersebut. Hal ini akan sangat memudahkan peserta uji ketika mengikuti pengujian. Dengan adanya UKBI Adaptif merdeka, peserta uji tidak lagi perlu mengunjungi tempat uji kemahiran berbahasa Indonesia (TUKBI) untuk melakukan pengujian. Pendaftaran UKBI dapat dilakukan di mana saja. Selain itu, calon peserta uji bebas memilih jadwal ujian yang disediakan.

Selain kemudahan dalam pendaftaran dan pengujian, materi dan soal UKBI dikembangkan dan menyesuaikan kemampuan masing-masing peserta mulai dari kemahiran terendah hingga kemahiran tertinggi. Salah satu karakteristik UKBI Adaptif Merdeka adalah setiap soal yang dikerjakan oleh peserta uji akan menentukan jenis soal yang akan dikerjakan berikutnya. Jawaban dari soal yang dikerjakan akan menentukan tingkatan soal yang akan didapatkan, lebih mudah, setara atau lebih sulit. Dengan karakteristik soal seperti itu, waktu pengerjaan soal antara satu peserta tidak akan sama. Dengan demikian pula, peserta tidak harus mengerjakan semua soal karena tes secara otomatis berhenti jika peserta mengerjakan soal di jenjang setara secara berturut-turut selama dua kali.

Selain itu, calon peuji juga bebas untuk memilih jenis paket yang ingin diikuti. Pilihan paket yang dipilih oleh calon peuji akan menentukan jumlah seksi yang akan dikerjakan. Paket pertama terdiri atas tiga seksi, yaitu mendengarkan, merespons kaidah dan membaca. Paket kedua terdiri atas empat seksi, yaitu Mendengarkan, merespons kaidah, membaca, dan menulis. Paket ketiga, terdiri atas lima seksi, yaitu medengarkan, merespons kaidah, membaca, menulis, dan berbicara. Pilihan paket ini juga akan menentukan waktu penerbitan sertifikat. Jika peserta memilih paket pertama, peuji akan secara langsung mengetahui nilai dan predikatnya setelah ujian selesai dan penerbitan sertifikat maksimal tujuh hari. Berbeda dengan paket pertama, jika peuji memilih paket kedua dan ketiga, hasil ujian dan sertifikat akan diperoleh setelah jawaban untuk seksi menulis dan berbicara dinilai dengan waktu maksimal 14 hari.

Pengembangan demi pengembangan yang dilakukan pada UKBI adaptif merdeka sudah bisa dirasakan oleh berbagai kalangan. Pengujian pun semakin gencar dilakukan. Berdasarkan data hasil pengujian UKBI Adaptif Merdeka, jumlah peserta UKBI Adaptif merdeka yang sudah mengikuti ujian sebanyak 168.464 peserta. Sementara itu, pada tahun 2022, di Provinsi Maluku, peserta yang mengikuti ujian sampai dengan bulan Juni sebanyak 542 peserta yang sebagian besar berasal dari kalangan pelajar. Angka ini menunjukkan bahwa pengembangan UKBI Adaptif merdeka sudah dapat dirasakan oleh masyarakat. Dengan adanya berbagai kemudahan yang disediakan dalam layanan UKBI, diharapkan pemanfaatan UKBI dapat lebih ditingkatkan tidak hanya di sekolah-sekolah, tetapi juga instansi dan kalangan professional untuk berbagai keperluan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eight + 11 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top