Kenali KBBI Daring dan Luring

Masnita Panjaitan, S.S.

Analis Kata dan Istilah Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Artikel ini telah terbit di harian Kabar Timur

Saya teringat saat menjadi mahasiswa jurusan Sastra Indonesia di salah satu perguruan tinggi negeri di Sumatra Utara, dosen mewajibkan kami memiliki Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang biasa kami sebut sebagai “kitabnya” mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saya juga ingat, saat semester awal di perkuliahan, saya bersusah payah mencari kamus tersebut dan akhirnya bisa membelinya di toko buku bekas yang terkenal saat itu di Kota Medan bernama Titi Gantung. Saat itu, saya membeli Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Kamusnya sangat tebal sehingga cukup berat saat dibawa ke kampus setiap mengikuti perkuliahan. Namun, seiring perkembangan zaman Kamus Besar Bahasa Indonesia juga ikut mengalami pemutakhiran yang sudah hadir dalam versi digital. Kini, Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak harus dibeli dengan harga yang lumayan mahal, tetapi bisa diunduh di gawai via playstore (KBBI versi luring) dan KBBI versi daring bisa diakses di laman kbbi.kemdikbud.go.id.

Sebelum ada kamus versi digital, kita bisa melihat bagaimana sejarah perkamusan di Indonesia. Abdul Gaffar Ruskhan, seorang penasihat Perkamusi (Persaudaraan Pekamus Seluruh Indonesia) dalam salindianya, saat kegiatan Bengkel Leksikografi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang diadakan pada 19—28 April 2021, menyatakan bahwa kamus merupakan lambang kebanggaan suatu bahasa karena melalui kamus suatu bahasa akan diketahui jumlah kosakatanya. Oleh karena itu, perkembangan bahasa Indonesia dapat diketahui melalui kamus bahasa Indonesia yang ada. Beliau, dalam salindianya, juga menyatakan secara singkat sejarah perkamusan sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan.

Sejarah perkamusan di Indonesia diawali dengan kamus daftar kata atau glosarium. Kemudian, karya leksikografi tertua dalam sejarah kamus Indonesia adalah daftar kata Cina-Melayu sebanyak 500 kata pada abad XV. Setelah itu, terbit daftar kata Italia-Melayu yang disusun oleh Pigapetta pada tahun 1522. Setelah kemerdekaan, kamus juga mengalami perkembangan. Banyak kamus yang muncul atas inisiatif sendiri, misalnya Kamoes Bahasa Soenda oleh R. Satjadibrata (1948), Kamus Istilah oleh STA (1949), Logat Ketjil Bahasa Indonesia oleh W.J.S. Poerwadarminta (1949), Kamus Indonesia oleh E. St. Harahap (1951), Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Hassan Noel Arifin (1951), Kamus Moderen Bahasa Indonesia oleh St. M. Zain (1954), dan masih banyak lagi yang lainya.

Pada laman badanbahasa.kemdikbud.go.id, sejarah kamus besar bahasa Indonesia, dengan jelas memaparkan sejarah kamus di Indonesia. Pada laman ini juga, kita bisa mengetahui bagaimana lahirnya KBBI Edisi I sampai dengan KBBI Edisi V. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kesatu (1988—1990) memuat 62.000 lema. Kamus ini diterbitkan saat Kongres Bahasa Indonesia V pada 28 Oktober 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua (1991—1999) memuat 72.000 lema. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2001—2008) memuat 78.000 lema. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2008) memuat 90.000 lema. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima (2016) memuat 112.000 lema. KBBI Edisi Kelima diterbitkan dalam tiga bentuk, yaitu cetak, luring (iOS dan android) dapat diunduh pada gawai, dan secara daring yang dapat diakses di laman kbbi.kemdikbud.go.id). KBBI Edisi V terus mengalami penambahan entri karena setiap bulan April dan Oktober setiap tahun dilakukan pemutakhiran data lema atau entri dalam KBBI Edisi V. Jumlah entri yang terdapat dalam KBBI Daring sampai tahun ini (Oktober 2022) berjumlah 116.788 entri. Jumlah ini akan bertambah lagi karena akan ada pemutakhiran data entri pada bulan Oktober ini.

KBBI Edisi V versi daring dikemas sangat interaktif karena memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengusulkan kosakata baru. Banyaknya bahasa daerah di Indonesia dapat memperkaya kosakata bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan banyaknya konsep yang ada dalam bahasa daerah yang belum tentu ada dalam bahasa Indonesia, misalnya mengenai kosakata budaya. Masyarakat dapat mengusulkan kosakata ke KBBI Daring dengan mendaftar sebagai pengguna terdaftar di laman kbbi.kemdikbud.go.id.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai instansi pemerintah yang ditugaskan untuk menangani kebahasaan dan kesastraan di Indonesia, telah berupaya untuk mengembangkan KBBI Daring agar dapat diakses seluas-luasnya oleh masyarakat umum. Namun, tidak semua masyarakat mengenal atau menggunakan KBBI baik versi luring maupun versi daring. Hal ini terbukti saat Kantor Bahasa Provinsi Maluku melakukan Sosialisasi Penggunaan KBBI bagi Peserta Didik di SMP Negeri 6 TNS SATAP di Negeri Lesluru, Kecamatan Teon Nila Serua, Kabupaten Maluku Tengah pada Senin, 12 April 2021. Sosialisasi dilakukan kepada 50 peserta yang berasal dari kelas VII dan VIII. Saat dilakukan sosialisasi, ternyata banyak siswa termasuk guru belum mengenal atau menggunakan KBBI versi daring atau luring. Setelah dilakukan sosialisasi, siswa dan guru di SMP Negeri 6 TNS SATAP mengenal dan memahami penggunaan KBBI karena peserta sudah mengunduh aplikasi KBBI luring pada gawai mereka. Hanya ada beberapa siswa yang tidak mengunduh aplikasi KBBI karena belum memiliki gawai.

Peranan guru, khususnya guru bahasa Indonesia di sekolah, untuk menyosialisasikan penggunaan KBBI baik versi daring maupun luring sangat diperlukan. Kejadian di sekolah di TNS, Maluku Tengah, terlihat bahwa, ternyata belum semua masyarakat umum mengenal KBBI baik versi daring maupun luring. Padahal, KBBI telah dirancang agar mudah diakses oleh masyarakat umum.

Semakin mudah masyarakat umum mengakses KBBI baik versi luring maupun daring, masyarakat diharapkan semakin tertib berbahasa baik secara lisan maupun tulis. Penggunaan KBBI akan memudahkan masyarakat untuk memilah baku atau tidak baku sebuah kata. Oleh karena itu, unduhlah KBBI luring dan akses KBBI daring agar terbiasa tertib dalam berbahasa! Jadilah Masyarakat Indonesia yang tertib berbahasa Indonesia di Negara Indonesia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

sixteen + fourteen =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top