Satu Mata Lomba Baru Masuk ke Dalam Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Maluku Tahun 2023

David Rici Ricardo, S.S.

Widyabasa Ahli Pertama Kantor Bahasa Provinsi Maluku

(Artikel ini telah terbit di harian Siwalima)

Merdeka Belajar Episode Ke-17 yang bertajuk Revitalisasi Bahasa Daerah telah diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Selasa, 22 Februari 2022. Peluncuran Merdeka Belajar Episode Ke-17 yang bertajuk Revitalisasi Bahasa Daerah itu bertepatan dengan peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional pada 21 Februari 2022. Model Revitalisasi Bahasa Daerah yang diluncurkan tersebut merupakan model baru dalam merevitalisasi bahasa daerah di Indonesia.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam melaksanakan Revitalisasi Bahasa Daerah di Indonesia tentunya memperhatikan kondisi bahasa daerah dan wilayah tutur bahasa daerah yang akan direvitalisasi. Terdapat tiga pendekatan revitalisasi yang bisa diimplementasikan sesuai karakteristik daerah yang akan direvitalisasi, yakni Pendekatan Revitalisasi Model A, Pendekatan Revitalisasi Model B, dan Pendekatan Revitalisasi Model C. 

Pendekatan Revitalisasi Model C adalah pendekatan revitalisasi bahasa daerah yang tepat sesuai karakteristik kondisi dan wilayah tutur bahasa daerah di Provinsi Maluku. Dalam Buku Pedoman Revitalisasi Bahasa Daerah Tahun 2022, Pendekatan Revitalisasi Model C diterapkan dengan karakteristik sebagai berikut, yakni daya hidup bahasanya tergolong dalam kategori mengalami kemunduran, terancam punah, atau kritis dan jumlah penuturnya sedikit dan sebaran wilayah tuturnya terbatas.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2023 ini akan merevitalisasi 59 bahasa di 22 provinsi di Indonesia, salah satunya adalah Provinsi Maluku. Ada 5 bahasa daerah yang akan direvitalisasi di Provinsi Maluku, yakni 2 bahasa baru dan 3 bahasa yang telah direvitalisasi pada tahun 2022. Bahasa baru yang akan direvitalisasi pada tahun 2023 ini adalah bahasa Seram di Kabupaten Seram Bagian Timur dan bahasa Tarangan Barat di Kabupaten Kepulauan Aru sedangkan bahasa yang telah direvitalisasi pada tahun 2022 dan tetap direvitalisasi pada tahun 2023 ini adalah bahasa Kei di Kabupaten Maluku Tenggara, bahasa Buru di Kabupaten Buru, dan bahasa Yamdena di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Target guru utama masih tetap seperti tahun lalu sebanyak 251 orang dengan total 129 sekolah di lima kabupaten tersebut. Guru utama dari lima kabupaten yang menjadi target Revitalisasi Bahasa Daerah tahun 2023 ini berasal dari guru SD dan SMP, Kepala Sekolah SD dan SMP, Komunitas, PKK, dan Dinas Pendidikan yang tentunya fasih menggunakan bahasa daerah yang akan direvitalisasi. Guru utama akan diberikan pelatihan oleh fasilitator sebelum melakukan pengajaran bahasa daerah di sekolah-sekolah yang menjadi target pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah tahun 2023. Adapun perincian 129 sekolah pada tahun 2023 sebagai berikut.

Revitalisasi Bahasa Daerah yang dilakukan pada tahun 2023 di Provinsi Maluku memiliki perbedaan dengan tahun lalu. Pada tahun 2022 yang lalu, terdapat enam mata lomba yang diajarkan kepada peserta Revitalisasi Bahasa Daerah, yakni menulis dan membaca puisi, mendongeng, menyanyi, menulis cerpen, berpidato, dan lawakan tunggal/stand up comedy. Berbeda dari tahun yang lalu, tahun 2023 ini ada satu mata lomba yang ditambahkan, yakni menulis surat. Total ada tujuh mata lomba yang akan diajarkan kepada seluruh peserta Revitalisasi Bahasa Daerah.

Faktor yang paling penting dalam mengukur keberhasilan pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah tentunya adalah pelaksanaan tahapan dan penentuan lini masa dari pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah. Adapun tahapan dan lini masa pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah yang akan diimplementasikan oleh Kantor Bahasa Provinsi Maluku pada tahun 2023 ini sebagai berikut.

  1. Koordinasi antara pemerintah pusat (Badan Bahasa dan UPT) dengan pemerintah daerah melalui dinas terkait(Maret 2023)
  2. Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dalam rangka penyusunan model pembelajaran bahasa daerah (Maret 2023)
  3. Pelatihan Guru Utama (Training of Trainer [TOT])  (Mei—Juni 2023)
  4. Pembelajaran ekstrakurikuler tujuh mata lomba yang mengusung konsep Merdeka Belajar di seluruh target sekolah (Mei—September 2023)
  5. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah di tiap sekolah atau komunitas (Juni—Agustus 2023)
  6. Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang dilakukan berjenjang dari tingkat kabupaten hingga tingkat provinsi (Oktober—November 2023)

Konsep Merdeka Belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim juga terimplementasi dalam pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah. Seluruh siswa, baik jenjang SD maupun SMP diberikan kebebasan untuk memilih salah satu dari tujuh mata lomba yang tersedia sesuai denganpeminatan. Metode tersebut bertujuan agar proses pembelajaran bahasa daerah dapat berjalan secara menyenangkan sesuai dengan konsep Merdeka Belajar yang dimaksud.

Setelah mengikuti pembelajaran bahasa daerah dalam bentuk ekstrakurikuler selama kurang lebih enam bulan, seluruh siswa yang terseleksi pada tingkat sekolah akan mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu pada tingkat kabupaten. Pemenang Festival Tunas Bahasa Ibu  tingkat kabupaten akan mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat provinsi yang akan diselenggarakan di Kota Ambon. Selamat mengikuti pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Maluku!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

four × four =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top