Tahapan Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Maluku telah memasuki tahap pemantauan. Pemantauan dilakukan langsung oleh dua anggota KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra, yakni David Rici Ricardo, S.S. dan Herni Paembonan, S.S. di Kabupaten Maluku Tenggara. Pemantauan ini adalah rangkaian kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah setelah seluruh guru utama mengikuti pelatihan (Training of Trainer [TOT]). Pemantauan ini bertujuan untuk memastikan pembelajaran ekstrakurikuler oleh guru utama kepada siswa berjalan dengan benar dan lancar. Bahasa Kei adalah bahasa yang direvitalisasi di kabupaten ini. Pemantauan dilakukan mulai tanggal 21—22 Agustus 2023.
Pemantauan pembelajaran ekstrakurikuler langsung dilakukan dengan mengunjungi 10 sekolah dengan perincian 5 SD dan 5 SMP. Pada tanggal 21 Agustus 2023, pemantauan pembelajaran ekstrakurikuler dilakukan di SD Negeri Ohoijang, SD Negeri Inpres Watdek, SD Negeri Inpres Vatwahan, SD Naskat Mathias Langgur A, dan SD Naskat Mathias Langgur B. Pada tanggal 22 Agusutus 2023, pemantauan pembelajaran ekstrakurikuler dilakukan di SMP Negeri Unggulan Ohoijang, SMP Negeri Satu Atap Dunwahan, SMP Negeri 11 Kei Kecil, SMP Negeri 14 Kei Kecil, dan SMP Negeri Satu Atap Tenbuk Denwet. Setiap sekolah, baik jenjang SD maupun SMP mengajarkan 40 siswa. Pemantauan ini dilakukan dengan menggunakan instrumen pemantauan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pembelajaran yang telah dilakukan.
Hasil dari instrumen pemantauan tersebut adalah proses pembelajaran ekstrakurikuler telah dilaksanakan oleh sepuluh sekolah tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Guru utama yang dilatih pada saat TOT tersebut juga telah melakukan pengimbasan kepada guru-guru lain yang ada di sekolah tersebut. Selain itu, seluruh siswa juga melakukan pengimbasan kepada kedua orang tua mereka. Pengimbasan merupakan tujuan dari pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah ini. Seluruh masyarakat juga menyambut dengan gembira pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah ini. Hal itu terbukti dari antusiasme orang tua yang turut hadir dan menyaksikan langsung pemantauan yang dilakukan di sekolah-sekolah tersebut.Revitalisasi Bahasa Daerah yang dilakukan tentunya mengusung konsep Merdeka Belajar. Pembelajaran ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah-sekolah pun mengusung hal itu. Sesuai dengan hasil instrumen yang merupakan hasil wawancara kepada guru utama di sekolah-sekolah, bahwa pembelajaran dilakukan dengan bervariatif. Ada sekolah yang melakukan pembelajaran ekstrakurikuler sebanyak 1 kali seminggu, 2 kali seminggu, dan 4 kali seminggu. Selain itu, seluruh siswa juga bebas dalam menentukan pembelajaran mata lomba apa yang akan diikuti sesuai dengan minat siswa masing-masing. Seluruh siswa sangat antusias dan sangat senang mengikuti kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah ini. Hasil dari pemantauan kami, seluruh siswa yang ada di sepuluh sekolah tersebut sudah menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan. Hal itu dapat dibuktikan dengan penampilan yang dilakukan oleh perwakilan siswa dari setiap sekolah yang sudah mulai fasih dalam menggunakan bahasa Kei. Perwakilan siswa dari setiap sekolah menampilkan penggunaan bahasa Kei dalam menulis dan membaca puisi, mendongeng, menyanyi, lawakan tunggal (Stand Up Comedy), berpidato, menulis cerpen, dan menulis surat. Ketujuh kegiatan tersebut akan menjadi mata lomba yang dipertandingkan pada Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Kabupaten Maluku Tenggara yang diselenggarakan pada bulan Oktober mendatang.